Klasifikasi Tanaman Temulawak

Klasifikasi Tanaman Temulawak
Curcuma xanthorrhiza ROXB adalah nama ilmiah dari Temulawak. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama Koneng Gede di daerah Sunda, dan Temu Labak di daerah Madura dan sekitarnya. Temulawak sudah sejak dahulu kala digunakan sebagai bahan obat yang memiliki banyak manfaat juga khasiat bagi manusia. Bagian temulawak yang digunakan sebagai bahan obat adalah rimpang atau umbinya. Rimpang ini berkembang subur pada kondisi tanah yang gembur. Klasifikasi temulawak sebagai tumbuhan dari suku temu-temuan (zingiberaceae) memang membutuhkan median tanah yang cenderung lembab dan gembur agar berkembang lebih optimal.

Temulawak Dalam Kerangka Biologi


Dalam kekerabatan tumbuhan, klasifikasi temulawak sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta. Tumbuhan Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji yang alat reproduksi generatifnya berupa biji. Adapun ciri-ciri Spermatophyta antara lain: makroskopis dengan ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi, cara hidup fotoautotrof, habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai), mempunyai pembuluh floem dan xilem, reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
  • Sub divisi : Angiospermae. Angiospermae merupakan istilah yang merujuk pada tumbuhan berbiji tertutup. Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
  • Kelas : Monocotyledonae. Temulawak masuk ke dalam kelas Monocotyledonae yang berkeping satu, berakar serabut, tidak bercabang.
  • Ordo : Zingiberales.
  • Keluarga : Zingiberaceae.
  • Genus : Curcuma.
  • Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.

Morfologi Tumbuhan Temulawak

Berdasarkan klasifikasi temulawak tersebut, kita bisa mendesripsikan morfologi temulawak antara lain tumbuhan dengan terna berbatang semu yang ketinggian berkisar 1 sampai 2 meter. Batang temulawak yang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih. Adapun rimpang temulawak memiliki bentuk sempurna, berukuran besar, bercabang kuat dan memiliki variasi warna coklat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Kelopak bunga temulawak berwarna kuning tua dengan bentul lateral.

Budidaya Herba Temulawak

Jika dalam dunia biologi, tanaman temulawak diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji tertutup maka dalam praktek budidayanya, pengembangbiakan temulawak justru tidak bertumpu pada bijinya. Klasifikasi temulawak jika didasarkan pada budidayanya, masuk pada tumbuhan vegetatif yang diperbanyak melalui anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan atau lebih. Bibit rimpang yang jadi anakan tersebut ditunaskan terlebih dahulu di tempat yang gelap juga lembab. Lamanya proses ini bisa mencapai 3 minggu. Tanaman ini tumbuh subur di lahan gembur yang cenderung terlindung dari matahari.  Cara lain memperoleh bibit temulawak adalah dengan memotong rimpang tua yang baru panen dan terlihat telah memiliki tunas. Potongan rimpang tersebut dikeringkan selama 4 sampai 6 hari di bawah sinar matahari. Setelah kering, rimpang siap untuk menjadi bibit.